Langsung ke konten utama

METODOLOGI SUFI HEALING SMTR 4

Metodologi Sufi Healing

Metodologi berasal dari bahasa asing methodology dalam kamus psikologi metodologi memiliki dua arti yaitu :
  1. Formulasi metode untuk dipakai dalam penelitian terhadap pengetahuan 
  2. Metode yang digunakan dalam suatu penyeliodikan khusus
Metodologi berisikan tentang metode-metode yang digunakan untuk meneliti, mengkajin dan mengungkap  ilmu pengetahuan berdasarkan disiplin ilmu itu sendiri .
Metodologi sufi healing tentu bersandar pada cara kerja kaum sufi. Dimana basis ajarannya adalah tasawuf.
Menurut M Hamdan Bakran adz-Dzaky metodologi tasawuf terdiri dari metode-metode peleburan diri dari sifat-sifat, karakter-karakter dan perbuatan-perbuatan yang menyimpang dari kehendak dan tuntunan ketuhanan, metode ini dibagi tiga yaitu :
1.      Takhalli
Yaitu metode pengosongan diri dari bekas-bekas kedurhakaan dan pengingkaran dosa terhadap Allah SWT dengan jalan melakukan pertobatan yang sesungguhnya.
Firman Allah SWT (QS 11:3) Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang Telah ditentukan dan dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. jika kamu berpaling, Maka Sesungguhnya Aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat.


 Fase takhalli yaitu fase pensucian  mental, jiwa, akal, pikiran kalbu, dan moral dengan sifat-sifat mulia ddan terpuji, metodi takhalli secara tekhnis ada lima yaitu:
a.       Menyucikan yang najis, dengan melakukan istinja dengan baik, teliti dan benar dengan menggunakan air atau tanah
b.      Menyucikan yang kotor, dengab cara mandi atau menyiram air ke seluruh tubuh dengan cara yang baik teliti dan benar
c.       Menyucikan yang bersih, dengan cara berwudhu dengan air dengan cara yang baik teliti dan benar.
d.      Menyucikan yang suci (sikap) dengan mendirikan shalat taubat untuk memohon ampun kepada Allah SWT
e.       Menyucikan yang maha suci dengan berdzikir dan mentauhidkan Allah dengan kalimat laa illaha illa allah
Metodi ini disebut juga dengan metode penyucian ruhani,yakni merenungkan keburukan dunia in dan menyadari bahwa ia palsu dan cepat sirna, dan mengosongkan hati darinya, hal ini  hanya dapat dicapai dengan perjuangan menakluikan hawa nafsu dan kesungguhan perjuangan yang terpenting adalah melaksanakna peraturan-peraturan disiplin lahirian secra terus-menerus dalam keadaan apapun.

2.      Tahalli
Yaitu pengisian diri dengan ibadah dan ketaatan, aplikasi tauhid dengan akhlak yang terpuji dan mulia, firman Allah (QS 2:62) Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin[56], siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah[57], hari Kemudian dan beramal saleh[58], mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

Dalma mencapai esensi tauhid ada beberapa hal yang sangat penting yanh harus dilakukan:
a.       Perbaikan pemahaman dan aplikasi tauhid
b.      Perbaikan pemahaman dan aplikasi ilmu syariat
c.       Perbaikan pemahaman dan aplikasi ilmu tarekat
d.      Perbaikan pemahaman dan aplikasi ilmu hakikat
e.       Perbaikan pemahaman dan aplikasi ilmu ma’rifat
3.      Tajalli
Makna bahasa dapat berartti tampak, terbuka, menampakan atau menyatakan diri, pada tingkatan ini Allah SWT menampakan diri-Nya seluas-luasnya kepada hamba yang dikehendaki-Nya. Bukan hanya cahaya kebenaran hakiki, tetapi dzat yang memiliki cahaya itulah yang tampak semua hijab yang lahir dan batin. Telah terbuka selebar0lebarnya kemudian ini akan hadir dalam wujud martabat secra empiris, yakni:
  1. Martabat ahadiyah, yaitu wujud mutlak Allah yang tidak bernama, tidak bersifat, tidak berbentuk, tidak bersuara, dan tidak dapat difahami atau dikhayalkan kecuali diri-Ny 
  2. Martabat wahidiyah, yaitu penampakan dari awal atau tajalli dzat pada sifat dan asma-Nya
  3. Martabat syuhudi, yaitu penampakan dirinya yang kedua. Pada martabat ini Allah bertajalli melalui nama dan sifat-sifatnya dalam kenyataan empiris 
  4. Martabat alam arwah, yaitu nur Muhammad yang dijadikan Allah dari nur-Nya. Dari nur Muhammad ini lah munculnya ruh segala makhluk 
  5. Martabat alam mitsal, yaitu dipensiasi dari nur Muhammad dalam rupa ruh perseorangan seperti laut melahirkan dirinya dalam citra kembali 
  6. Martabat alam ajsam, yaitu alam makhluk yang terdiri dari empat unsure, api, angin, tanah dan air, ke empat unsure ini menjelma dalam citra lahiran dari alam mini , yang saling menyatu dan suatu waktu terpisah.
Sumber; http://rumahmotekar.com

Postingan populer dari blog ini

Ah lo mah babaturan BTB

Pagi shob.. setelah sekian lama kita berkelana di muka bumi yag kita cintai ini, pastinya menumkan dan merasakan berbagai hal. dalam istilah IPS kita sebagai makhluk sosial tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain, akan sangat perlu bantuan dan kerjasama dengan orang lain dalam setiap aspek kehidupan, seiring dengan berjalnnya waktu yang kita lewati kita akan sering berkenalan dengan orang dan disitulah terjalin istilah pertemanan / sahabat bahkan yang lebih jauh ialah menjadi pasangan hidup (suami/istri)

Makalah Perkembangan Lansia

KATA PENGANTAR Pertama-tama marilah kita panjatkan puji serta syukur kita kepada Tuhan yang Maha Esa, yang dimana sampai saat ini rahmat dan anugrah-Nya masih selalu tercurah pada kita, salawat dan salam semoga tetap tercurah kepada nabi Muhammad SAW, kepada keluarga dan para sahabat-sahabatnya. Penulis sebagai penyusun makalah Perkembangan moral dan keberagamaan pada lansia ini bertujuan untuk memberikan pemaparan tentang perkembangan moral dan keberagamaan yang terjadi pada lansia (lanjut usia), selain hal itu makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas mata kuliah Psikologi perkembangan. Semoga makalah ini bisa bermanfaat, terutama bagi mahasiswa yang sedang mempelajari mata kuliah psikologi perkembangan dan umumnya untuk seluruh pembaca. Bandung, 25 Desember 2011 Penyusun BAB I PENDAHULUAN A.       Latar Belakang Perkembangan menunjukan suatu proses tertentu yaitu suatu proses yang menuju ked...

Sejarah perkembangan tasawuf di Sumatra Barat

PENDAHULUAN             Sumatera Barat merupakan salah satu wilayah di Nusantara yang terpengaruh pemikiran tasawuf di Aceh. Ini bisa dibuktikan dengan berkembangnya pemikiran-pemikiran tasawuf dan ordo tarekat di wilayah ini. Salah satu ordo tarekat yang berkembang pesat di Sumatera Barat yang bermula dari Aceh, adalah Tarekat Syatariyah. Pembawa pertama tarekat ini adalah Syaikh Abdullah al-Syathari (wafat 1415 M., ada juga yang mengatakan tahun 1428).             Dari kenyataan tersebut jelas bahwa pemikiran tasawuf yang berkembang di Sumatera Barat dipengaruhi pemikir tasawuf Aceh, terutama dari Abdul Rauf Singkel. Itulah sebabnya, dalam masalah pemikiran tasawuf, orang-orang Islam di Sumatera Barat meng