Langsung ke konten utama

Pengalaman Merasakann Tujuh Maqom dalam Tasawuf



A.      Tobat
jbj
Tobat memang suatu perkataan yang mudah bahkan sangat mudah diucapkan cepat atau lambat, tobat juga bukan hal yang asing lagi kita kenal bahkan sudah menjadi familiar apalagi dikalangan alim ulama baik yang muda atau yang tua. Sebagaimaan kita ketahui Firman Allah SWT:Dan bertaubatlah kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung." [An-Nuur:31).
Berdasarkan hal tersebut bukanlah kita tidak tahu akan kegunaan dan manfaat dari taubat itu sendiri namun itulah kita sebagai makhluk yang kadang ingat kadang lupa akan anugrah yang telah diberikan Tuhan pada kita.


Saya sendiri sampai saat ini belum bisa dan merasakan taubat yang benar-benar dari hati dan nasuha. Apalagi jujur disuruh untuk merasakan kurun waktu tertentu saya akui belum bisa mencapai maqom taubat, karena menyadari banyak sekali noda-noda yang masih melekat dalam hati dan susah untuk dibersihkan karena saking kotornya, hingga noda tersebut makin lama makin banyak menempel.
Sekalipun saya pernah melakukan Taubat suatu ketika saya ditimpa suatu musibah dan itu diluar batas kemampuan akal dan kesedihan saya, karena saking rumit dan bingungnya saya akhirnya Taubat tidak akan mengulang kembali kesalahan yang telah saya lakukan karena secara tidak sadar hati berkata dan mengakui saya telah berbuat salah, saat itulah saya meminta ampun kepada Allah dan benar-benar taat kepada-Nya, dan menjalankan apa yang di syariatkan oleh Agama Islam itu sendiri.
Namun seiring berjalannya waktu kesedihan pun tak datang lagi malah bahagia lah yag datang menghampiri saya, saat itulah mulai saya lupa akan janji dan taubat yang telah saya akui, maka sayapun seringkali melakukan kesalahan yang sama dan anehnya sayapun tidak bisa menghindar dan betapa sulitnya hati untuk menolak semua itu. Kadang dalam hati mempunyai niat untuk bertaubat namun tidak bisa dan saya sering terkalahkan oleh hawa nafsu saya sendiri dan setan yang ada pada diri saya.

B.       Sabar
Seperti sama halnya dengan Taubat sabar juga bukan hal yang aneh tentu kita sudah paham, kita sering mendengar ungkapan “sing sabar wenya” itu suatu ungkapan yang kayaknya begitu gampang untuk diungkapkan, namun pada kenyataannya susuah untuk dipraktekan.
Orang sabar itu biasanyayang saya kenal tahan menghadapi cobaan seperti tidak lekas marah, tidak lekas putus asa dan tidak lekas patah hati, yang paling mengagumkan biasanya orang sabar itu menerima apapun apa yang telah diberikan oleh penciptanya karena dia beranggapan hal itulah terbaik untuknya.
Berdasarkan hal tersebut berbahagialah bagi orang yang senantiasa sabar karena dia akan mendapat kebahagiaan yang tak terhingga kelak.
Saya sendiripun dalam hal sabar mungkin tidak bisa, dari dulu hingga sekarang pun masih belum bisa melakikan maqom tersebut. Baik ada alasan ataupun tidak, sikap intropert yang saya meiliki menjadi ciri khas dan bukti ketidak sabaran saya.
Seringkali emosi dengan keadaan yang saya kurang senangi walaupun itu menurut orang lain itu hal yang salah. Dan saya pun tidak bisa menahan amarah ketika orang-orang menggunjing saya, bahkan yang saya sayangkan dan sesalkan sampai saat ini saya belum bisa sabar tentang segala musibah yang selalu menimpa saya baik itu musibah kecil atau besar.
Tapi saya tidak bisa kadang berfikir Ya Allah kenapa dengan hatiku ini tidak bisa sabar seperti apa yang telah Engkau beritahukan padahal betapa besar nikmat yang telah Engkau berikan selama ini dan sampai saat ini, bahkan tak terhingga jika dihitung.
C.      Tawakal
Seperti kita ketahui tawakal adalah penyerahan sesuatu kepada Allah atau menggantungkan urusan diri pada Allah setelah berikhtiar. Orang yang bertawakal, harus mengembalikan masalah yang dihadapinya kepada Allah setelah benar-benar berikhtiar. Ia berpasrah diri karena memang tidak ada lagi yang dapat dilakukan, kecuali tergantung kepada Allah. Apapun hasil dari apa yang diikhtiarkan, akan diterimanya dengan sikap tawakal.
Begitulah kira-kira definisi pamiliarnya, karena tawakal bukanlah suatu pelajaran baru bagi kita, saya pribadi pernah mengalami namun begitu lah kadang bisa kadang tidak malah kebanyakannya tidak bisa, sutu ketika saya memiliki suatu keinginan untuk bisa masuk perguruan tinggi di UNPAD tepatnya jurusan Informatika dan Komunikasi karena saya sangat suka dengan berbau tekhnologi,  sebelum masuk dan di terima di UIN Bandung.
Ketika itu saya sudah mengirim beberapa berkas dan beberapa kali kirim persyaratan dan mengikuti tes namun hasilnya masih nihil dan tidak lolos. Setelah berapa lama saya berfikir dalam hati dan meminta pendapat keluarga akhirnya mencoba menerima mungkin bukan disitu kehidupan saya, saya harus masuk ke Universitas lain yang dimana mungkin disitulah tempat saya dan saya pun yakin Allah memberi apa yang saya butuhkan bukan apa yang saya inginkan, dari situ saya semakin yakin bahwa ada rencana Indah Allah dibalik semua ini, yang dimana Allah SWT akan memberikan yang terbaik bagi saya dan kehidupan saya.
Namun tetap saja sikap tawakal yang ada pada diri saya tidak selalu konsisten dan tergantung kasus dan keadaannya seperti apa, kadang pada suatu keadaan saya tidak bisa menerima dan lebih memaksakan apa yang saya inginkan.

D.      Zuhud
Zuhud adalah suatu sikap dimana kita lebih mementingkan akhirat daripada kepentingan dunia, namun dengan adanya sikap zuhud ini kita harus miskin tidak punya apa-apa atau harta yang cukup buat kita makan, tapi mempunyai harta yang dimana harta tersebut tidak jadi penghalang untuk dekat dengan Allah dan harta tersebut tidak sampai masuk dan kepikiran di dalam hati harta cuma ditangan saja.
Pengalaman saya pribadi mengenai sikap zuhud tidaklah sesuai dengan faktanya sekarang lagi mempelajari zuhud, sikap zuhud yang saya miliki masih lemah bahkan mungkin belum bisa karena sekrang ini dan dari dulu pun saya belum bisa seperti itu, tetap saja ketika saya mempunyai kekurangan materi yang sifatnya duniawi itu akan mempengaruhi kehidupan saya, dan mempengaruhi fikiran bahkan hati saya.

E.       Tawadhu
Pengertian Tawadhu’ adalah rendah hati, tidak sombong seperti itu lah definisi yang sangat populernya dikalangan masyarakat. Pengertian yang lebih dalam adalah kalau kita tidak melihat diri kita memiliki nilai lebih dibandingkan hamba Allah yang lainnya. 
Kemudian orang yang tawadhu’ adalah orang menyadari bahwa semua kenikmatan yang didapatnya bersumber dari Allah SWT.  Yang dengan pemahamannya tersebut maka tidak pernah terbersit sedikitpun dalam hatinya kesombongan dan merasa lebih baik dari orang lain, tidak merasa bangga dengan potrensi dan prestasi yang sudah dicapainya. Ia tetap rendah diri dan selalu menjaga hati dan niat segala amal shalehnya dari segala sesuatu selain Allah. Tetap menjaga keikhlasan amal ibadahnya hanya karena Allah.
Berdasarkan uraian tersebut diatas sikap tawadzu adalah sikap yang tentunya sangat dianjurkan dan di cintai oleh Allah, karena seperti yang kita ketahui allah tidak menyukai orang-orang yang sombong.
Sikap tawadhu saya sangat kecil bahkan lebih kecil krena kadang saya sendiri merasa sombong dengan apa yang tidak orang lain miliki, saya sombong dengan kemampuan keterampilan saya dalam bidang komputer, saya sombong dengan harta saya, saya sombong dengan berbagai ikmat yang telah Allah berikan pada saya.
Memang pernah tapi yang saya lakukan bukan ketawadhuan hanyalah sikap yang ingin dipuji orang lain jadi alasannya bukan karena Allah tapi karena alasan lain yaitu karena manusia.
Saya tidak pernah merasakan ketawadhhuan yang sangat mendalam, dan belum bisa sampai tawadhu yang sesungguhnya, masih banyak sekali kesombongan-kesombongan yang masih saya perbuat sampai detik ini, hati ingin berbuat seperti itu, tapi pada pelaksanannya saya selalu terkalahkan oleh sikap riya yang ada dalam diri saya.

F.       Taqwa
Taqwa itu tentunya menjalankan segala perintah Allah SWT dan menjauhi apa saja yang dilarang oleh Allah. Sebagimana kita ketahui firman Allah SWT: Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga dan BERTAQWALAH kepada Allah supaya kamu beruntung. (QS. 3:200)
Sejauh ini saya mengakui dan menyadari sepenuh hati saya belum bisa menjelankan sepenuhnya perintah Allah SWT, masih banyak sekali kesalahan-kesalahan yang sengaja atau tidak sengaja dilakukan. Dan selama ini saya belum bisa mencapai maqom taqwa ini.
G.      Ridho
ôMèdät!#ty_yZÏãöNÍkÍh5uàM»¨Zy_5bôtã̍øgrB`ÏB$uhÏGøtrB㍻pk÷XF{$#tûïÏ$Î#»yz!$pkŽÏù#Yt/r&(zÓÅ̧ª!$#öNåk÷]tã(#qàÊuurçm÷Ztã4y7Ï9ºsŒô`yJÏ9zÓÅ´yz¼çm­/uÇÑÈ
Artinya:  Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadanya. yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya. (QS Al-Jiljalah ayat 8)
Ayat tersebut bukanlah ayat yang asing, kita faham dan menegtahui maknanya, tapi itulah sangat sulit untuk dilaksanakan. Untuk biasa ridho dan ikhlas sangat sulit sekali, Saya belum bias ridho sepenuh hatiterhadap apa yang telah ditentukan oleh Allah kadang dan saya sering melanggar apa-apa yang telah Allah tentukan.
Yang sering nampak saya lakukan yaitu saya juga belum bias ridho terhadap perintah dan pepatah orang tua seringkali saya melanggar dan tidak mendengarkannya dan seringkali saya menganggap itu hal yang biasa. Apalagi saat ini bukan tambah baik malah tambah buruk dengan berbagai masalah yang menimpa membuat saya semakin bingung yang akhirnya saya sendiri menjadi kacau, fikiranpun menjadi tak tertentu banyak sekali hal-hal yang saya fikirkan yang seharusnya tidak saya fikirkan.
H.      Faqir
Faqir bermakna senantiasa merasa butuh kepada Allah. Sikap faqir sangat erat hubungannya dengan sikap zuhud. Faqir berarti mengosongkan hati dari ikatan dan keinginan terhadap apa saja selain Allah, kebutuhannya yang hakiki hanya kepada Allah semata, tidak membutuhkan ketergantungan kepada makhluk lain selain Allah SWT dalam setiap kehidupannya.
Orang yang faqir bukan berarti tidak memiliki apa-apa, namun orang faqir adalah orang yang kaya akan dengan Allah semata, orang yang hanya memperkaya rohaninya dengan Allah. Orang yang bersikap faqr berarti telah membebaskan rohaninya dari ketergantungan kepada makhluk untuk memenuhi hajat hidupnya.
Pengalaman saya sendiri mengenai sikap faqir ini bisa dikatakan belum pernah, sekalipun ada cuman itu hanya dibawah kesadaran saya. Karena selama ini saya masih selalu mengharapkan dan membutuhkan bantuan orang lain untuk kehidupan saya, padahal saya mempunyai Maha segalanya yang menciptakan saya yaitu Allah SWT.
Pada kenyataannya saya selalu bergantung kepada pendapat dan orang-orang yang saya kira baik menurut saya padahal tidak tau kan dimata Allah.

Nama         :    Hendra Komara
NIM           :    1210104014
Jurusan     :    Tasawuf Psikoterapi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ah lo mah babaturan BTB

Pagi shob.. setelah sekian lama kita berkelana di muka bumi yag kita cintai ini, pastinya menumkan dan merasakan berbagai hal. dalam istilah IPS kita sebagai makhluk sosial tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain, akan sangat perlu bantuan dan kerjasama dengan orang lain dalam setiap aspek kehidupan, seiring dengan berjalnnya waktu yang kita lewati kita akan sering berkenalan dengan orang dan disitulah terjalin istilah pertemanan / sahabat bahkan yang lebih jauh ialah menjadi pasangan hidup (suami/istri)

Makalah Perkembangan Lansia

KATA PENGANTAR Pertama-tama marilah kita panjatkan puji serta syukur kita kepada Tuhan yang Maha Esa, yang dimana sampai saat ini rahmat dan anugrah-Nya masih selalu tercurah pada kita, salawat dan salam semoga tetap tercurah kepada nabi Muhammad SAW, kepada keluarga dan para sahabat-sahabatnya. Penulis sebagai penyusun makalah Perkembangan moral dan keberagamaan pada lansia ini bertujuan untuk memberikan pemaparan tentang perkembangan moral dan keberagamaan yang terjadi pada lansia (lanjut usia), selain hal itu makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas mata kuliah Psikologi perkembangan. Semoga makalah ini bisa bermanfaat, terutama bagi mahasiswa yang sedang mempelajari mata kuliah psikologi perkembangan dan umumnya untuk seluruh pembaca. Bandung, 25 Desember 2011 Penyusun BAB I PENDAHULUAN A.       Latar Belakang Perkembangan menunjukan suatu proses tertentu yaitu suatu proses yang menuju ked...

Sejarah perkembangan tasawuf di Sumatra Barat

PENDAHULUAN             Sumatera Barat merupakan salah satu wilayah di Nusantara yang terpengaruh pemikiran tasawuf di Aceh. Ini bisa dibuktikan dengan berkembangnya pemikiran-pemikiran tasawuf dan ordo tarekat di wilayah ini. Salah satu ordo tarekat yang berkembang pesat di Sumatera Barat yang bermula dari Aceh, adalah Tarekat Syatariyah. Pembawa pertama tarekat ini adalah Syaikh Abdullah al-Syathari (wafat 1415 M., ada juga yang mengatakan tahun 1428).             Dari kenyataan tersebut jelas bahwa pemikiran tasawuf yang berkembang di Sumatera Barat dipengaruhi pemikir tasawuf Aceh, terutama dari Abdul Rauf Singkel. Itulah sebabnya, dalam masalah pemikiran tasawuf, orang-orang Islam di Sumatera Barat meng