Langsung ke konten utama

Problematika di Zaman Modern (Manusia Modern) dan Solusi Mengatasi Problem Tersebut

Problematika di Zaman Modern (Manusia Modern) dan Solusi Mengatasi Problem Tersebut
Oleh : Wiwin Yunita

Dalam buku karya Nurcholish Madjid, Warisan Intelektual Islam, Khazanah Intelektual Islam, (Jakarta : Bulan Bintang, 1984), h. 71, bahwa zaman modern ditandai dengan kemakmuran material, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern, serba makanik dan otomatis. Banyak fasilitas hidup ditemukan mulai dari sarana pemenuhan kebutuhan sehari-hari, alat transprortasi, alat komunikasi, sarana hiburan dan sebagainya. Yang pada kenyataannya, segala kemudahan, kesenangan dan kenyamanan lahiriah yang diberikan oleh materi, ilmu dan teknologi pada taraf tertentu menimbulkan kebosanan, tidak membawa kebahagiaan umat manusia, bahkan banyak membawa bencana. Hal itu disebabkan ada "Sesuatu yang tercecer" dalam pandangan orang modern. Abad modern sebagai abad teknokalisme sangat mengabaikan harkat kemanusiaan yang paling mendalam, yaitu bidang kerohanian.
Sedang menurut Sayyid Husein Nasr, Tasawuf Dulu dan Sekarang, Terj. oleh Abd Hadi W. M., (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1991), h. 198, manusia modern telah dilanda kehampaan spiritual. Kemajuan dalam lapangan ilmu pengetahuan, teknologi dan filsafat rasionalisme tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok manusia dalam aspek nilai-nilai transendental, suatu kebutuhan vital yang hanya bisa digali dan berasal dari yang benar-benar mutlak dan berisi amanat yang harus dilaksanakan, sedangkan dunia beserta isinya dan apa yang dihasilkan oleh manusia bersifat nisbi.
Penyakit lain dari dunia modern adalah paham sekularisme, suatu paham yang menjauhkan benda dari makna spiritualnya.
Di sini tasawuf -tarekat dengan ajaran rohani dan akhlak mulianya dapat memainkan peranan penting. tasawuf-tarekat ibarat nafas yang memberikan hidup, yang memberi semangat pada seluruh struktur Islam baik dalam perwujudan sosial maupun intelektual. Tarekat sebagai organisasi yang tersusun baik dalam masyarakat Islam, yang mempunyai pengaruh kuat dan mendalam atas seluruh struktur kemasyarakatan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ah lo mah babaturan BTB

Pagi shob.. setelah sekian lama kita berkelana di muka bumi yag kita cintai ini, pastinya menumkan dan merasakan berbagai hal. dalam istilah IPS kita sebagai makhluk sosial tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain, akan sangat perlu bantuan dan kerjasama dengan orang lain dalam setiap aspek kehidupan, seiring dengan berjalnnya waktu yang kita lewati kita akan sering berkenalan dengan orang dan disitulah terjalin istilah pertemanan / sahabat bahkan yang lebih jauh ialah menjadi pasangan hidup (suami/istri)

Makalah Perkembangan Lansia

KATA PENGANTAR Pertama-tama marilah kita panjatkan puji serta syukur kita kepada Tuhan yang Maha Esa, yang dimana sampai saat ini rahmat dan anugrah-Nya masih selalu tercurah pada kita, salawat dan salam semoga tetap tercurah kepada nabi Muhammad SAW, kepada keluarga dan para sahabat-sahabatnya. Penulis sebagai penyusun makalah Perkembangan moral dan keberagamaan pada lansia ini bertujuan untuk memberikan pemaparan tentang perkembangan moral dan keberagamaan yang terjadi pada lansia (lanjut usia), selain hal itu makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas mata kuliah Psikologi perkembangan. Semoga makalah ini bisa bermanfaat, terutama bagi mahasiswa yang sedang mempelajari mata kuliah psikologi perkembangan dan umumnya untuk seluruh pembaca. Bandung, 25 Desember 2011 Penyusun BAB I PENDAHULUAN A.       Latar Belakang Perkembangan menunjukan suatu proses tertentu yaitu suatu proses yang menuju ked...

Sejarah perkembangan tasawuf di Sumatra Barat

PENDAHULUAN             Sumatera Barat merupakan salah satu wilayah di Nusantara yang terpengaruh pemikiran tasawuf di Aceh. Ini bisa dibuktikan dengan berkembangnya pemikiran-pemikiran tasawuf dan ordo tarekat di wilayah ini. Salah satu ordo tarekat yang berkembang pesat di Sumatera Barat yang bermula dari Aceh, adalah Tarekat Syatariyah. Pembawa pertama tarekat ini adalah Syaikh Abdullah al-Syathari (wafat 1415 M., ada juga yang mengatakan tahun 1428).             Dari kenyataan tersebut jelas bahwa pemikiran tasawuf yang berkembang di Sumatera Barat dipengaruhi pemikir tasawuf Aceh, terutama dari Abdul Rauf Singkel. Itulah sebabnya, dalam masalah pemikiran tasawuf, orang-orang Islam di Sumatera Barat meng