Langsung ke konten utama

SOLUSI MENGATASI PENYAKIT MANUSIA MODERN

SOLUSI MENGATASI PENYAKIT MANUSIA MODERN

Oleh : Ahmad Mustofa

Dari latar belakang yang telah saya post kan dahulu, mungkin kita bisa merumuskan salah satu penyebab dari penyakit manusia modern. manusia modern yang selalu disugihi pandangan empiris, rasional, dan posititifisme, yang akhirnya kita kenal sebagai produk filsafat ilmu epistimologi atau kita lebih mengenalnya dengan saint. Saint memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan zaman umat manusia, namun seiring dengan berkembangnya saint, kita melupakan satu lagi produk filsafat ilmu epistimologi yaitu intusionisme atu mistisme yang pada akhirnya menjelma menjadi "agama". orang saint banyak yang tidak mementingkan atau menganggap agama adalah suatu kebutuhan, mereka malah mengatakan agama sebagai candu, imajinasi kreatif, atau khayalan belaka sebagai pelampiasan hidup bahkan tak bertuhan (atheis). padahal historis mencatat bahwa 4000SM manusia telah mengenal agama dan membutuhkan TUHAN. 
TUHAN realitas tertinggi yang terlupakan pada zaman modern seperti sekarang. akibatnya bila kita merujuk pada pendekatan teori hirarki of need Abraham Maslow, kita akan menemukan apa yang disebut dengan "peak experience" mungkin dalam bahasa tasawuf kita bisa menyebutnya sebagai ma'rifat. pengalaman tertinggi manusia atau dalam bahasa Abraham Maslow disebut peak exsperience merupakan suatu pencapaian kebutuhan paling tinggi. kebutuhan manusia tidak hanya terbatas pada lahiriah yang bersifat materi namun kita juga harus memenuhi batiniahnya dengan memenuhi kebutuhan spiritualnya. dengan demikian manusia tidak akan mengalami kesenjangan kebutuhan yang tidak seimbang yang mengakibatkan neurosis, psikosomatik, psizoprenia, bahkan bunuh diri. pemenuhan kebutuhan materi dan spiritual tsb lah yang akan menjadikan manusia holistik (sehat lahir batin).

namun dalam memenuhi kebutuhan manusia yang bersifat lahir dan batin, kita juga harus membatasi kebutuhan tersebut dengan kemampuan dan takaran yang seimbang, dalam tasawuf modern disebut "tawazun" seimbang dalam segala aspek kehidupan. karena memenuhi kebutuhan tanpa tawazun pun akan membuat manusia kembali kedalam kegelisan hidup yang selalu menuntut untuk lebih dan sempurna serta tak pernah merasa cukup. 

sedikit utopis apabila saya mengatakan bahwa solusi mengatasi masalah manusia modern dengan cara memenuhi kebutuhan spiritual dan materi dengan tawazun. karena pada dasarnya penyakit atau masalah manusia modern muncul dari intra dan interpersonalnya yang memungkinkan adanya faktor diluar kebutuhan yang saya sudah jelaskan diatas. namun apabila kita meyakini bahwa kebutuhan akan penghambaan terhadap tuhanlah yang akan membuat hidup kita lebih terarah dan mendapat kebahagiaan yang hakiki serta menterapi diri kita dengan pertanyaan, "dari mana asal kita?, untuk apa kita hidup?, akan kemana kita?," mungkin jawaban seseorang terhadap pertanyaan tsb akan berbeda, namun setidaknya orang akan menumukan orientasi hidupnya yang lebih bermakna dan menjadi manusia holistik.



Reference:
Prof. Dr. Hasan Langgulung, Teori Kesehatan Mental, Jakarta, Pustaka Alhusna, 1992.
Dr. Fenti Hikmawati, M.Si, Bimbingan Konseling, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2001. 
Prof. H. A. Rivay Siregar, Tasawuf Dari Sufisme Klasik ke Neo-Sufiame, Jakarta, Raja Grafindo Persada,1999.
Karen Amstrong, Sejarah Tuhan, Bandung, Mizan,2004.
Calvin S. Hall & Gardner Lindzey, Teori-Teori Holistik, Yogyakarta, Kanisius, 1993.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ah lo mah babaturan BTB

Pagi shob.. setelah sekian lama kita berkelana di muka bumi yag kita cintai ini, pastinya menumkan dan merasakan berbagai hal. dalam istilah IPS kita sebagai makhluk sosial tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain, akan sangat perlu bantuan dan kerjasama dengan orang lain dalam setiap aspek kehidupan, seiring dengan berjalnnya waktu yang kita lewati kita akan sering berkenalan dengan orang dan disitulah terjalin istilah pertemanan / sahabat bahkan yang lebih jauh ialah menjadi pasangan hidup (suami/istri)

Makalah Perkembangan Lansia

KATA PENGANTAR Pertama-tama marilah kita panjatkan puji serta syukur kita kepada Tuhan yang Maha Esa, yang dimana sampai saat ini rahmat dan anugrah-Nya masih selalu tercurah pada kita, salawat dan salam semoga tetap tercurah kepada nabi Muhammad SAW, kepada keluarga dan para sahabat-sahabatnya. Penulis sebagai penyusun makalah Perkembangan moral dan keberagamaan pada lansia ini bertujuan untuk memberikan pemaparan tentang perkembangan moral dan keberagamaan yang terjadi pada lansia (lanjut usia), selain hal itu makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas mata kuliah Psikologi perkembangan. Semoga makalah ini bisa bermanfaat, terutama bagi mahasiswa yang sedang mempelajari mata kuliah psikologi perkembangan dan umumnya untuk seluruh pembaca. Bandung, 25 Desember 2011 Penyusun BAB I PENDAHULUAN A.       Latar Belakang Perkembangan menunjukan suatu proses tertentu yaitu suatu proses yang menuju ked...

Sejarah perkembangan tasawuf di Sumatra Barat

PENDAHULUAN             Sumatera Barat merupakan salah satu wilayah di Nusantara yang terpengaruh pemikiran tasawuf di Aceh. Ini bisa dibuktikan dengan berkembangnya pemikiran-pemikiran tasawuf dan ordo tarekat di wilayah ini. Salah satu ordo tarekat yang berkembang pesat di Sumatera Barat yang bermula dari Aceh, adalah Tarekat Syatariyah. Pembawa pertama tarekat ini adalah Syaikh Abdullah al-Syathari (wafat 1415 M., ada juga yang mengatakan tahun 1428).             Dari kenyataan tersebut jelas bahwa pemikiran tasawuf yang berkembang di Sumatera Barat dipengaruhi pemikir tasawuf Aceh, terutama dari Abdul Rauf Singkel. Itulah sebabnya, dalam masalah pemikiran tasawuf, orang-orang Islam di Sumatera Barat meng