Selasa, 06 November 2012

Pengalaman Merasakann Tujuh Maqom dalam Tasawuf



A.      Tobat
jbj
Tobat memang suatu perkataan yang mudah bahkan sangat mudah diucapkan cepat atau lambat, tobat juga bukan hal yang asing lagi kita kenal bahkan sudah menjadi familiar apalagi dikalangan alim ulama baik yang muda atau yang tua. Sebagaimaan kita ketahui Firman Allah SWT:Dan bertaubatlah kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung." [An-Nuur:31).
Berdasarkan hal tersebut bukanlah kita tidak tahu akan kegunaan dan manfaat dari taubat itu sendiri namun itulah kita sebagai makhluk yang kadang ingat kadang lupa akan anugrah yang telah diberikan Tuhan pada kita.


Saya sendiri sampai saat ini belum bisa dan merasakan taubat yang benar-benar dari hati dan nasuha. Apalagi jujur disuruh untuk merasakan kurun waktu tertentu saya akui belum bisa mencapai maqom taubat, karena menyadari banyak sekali noda-noda yang masih melekat dalam hati dan susah untuk dibersihkan karena saking kotornya, hingga noda tersebut makin lama makin banyak menempel.

Rabu, 31 Oktober 2012

Tokoh -Tokoh Dalam Dunia Tasawuf

Mengenal Beberapa Tokoh Tasawuf Terkemuka

1. Al-Hasan al-Bashri (21 – 110 H / 642 – 728 M)
Nama lengkapnya adalah al-Hasan bin Abi al-Hasan Yasar, al-Bashri, nama julukannya Abu Said. Lahir pada tahun 21 H / 642 M, yakni pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab Ra. Ayahnya seorang keturunan Persia bernama Yasar. Ia lahir dan dibesarkan dalam naungan kasih sayang Ummu Salamah, salah seorang istri Rasulullah Saw. Ia mulai berinteraksi dengan para sahabat di masa pemerintahan Utsman bin Affan Ra. Dan ketika Ali bin Abi Thalib menggantikan Utsman Ra sebagai khalifah, al-Hasan telah berumur 14 (empat belas) tahun, dan mulai belajar keilmuan Islam secara serius kepada lebih dari 300 (tiga ratus) orang sahabat.

Pengamal Tasawuf di masa Sahabat

1. Abu bakar Ash-Shiddiq

Abu bakar pada mulanya adalah seorang saudagar Quraisy yang kaya. Setelah masuk Islam, ia menjadi seorang yang sangat sederhana.
Ketika menghadapi perang Tabuk, Rasulullah SAW bertanya kepada para sahabat, "Siapakah yang bersedia untuk memberikan harta bendanya di jalan Allah SWT?".

Abu bakar yang pertama menjawab pertanyaan itu, "Saya, ya Rasulullah.". Akhirnya, Abu bakar memberikan seluruh harta kekayaannya untuk jalan Allah SWT. Melihat hal demekian, Nabi SAW bertanya kepada Abu Bakar,"Apa lagi yang tersisa untukmu, wahai Abu Bakar?". Ia menjawab, "Cukuplah bagiku Allah dan Rasul-Nya."

HIKMAH MEMAHAMI LITERASI

Materi yang dapat dipahami dari kegiatan pengembangan atau pembelajaran literasi ini diantaranya saya menemukan berbagai hal yang ada dalam ...